Suasana di Pintu Masuk Pasar Gedhe

Pasar Gedhe Door to Door Sosialisasikan Solo Great Sale 2022

Sejak pandemi banyak pedagang yang aktivitasnya menurun sehingga transaksinya pun ikut turun.

Beberapa pedagang mengalami penurunan drastis disamping pelanggannya banyak yang berpindah, misalnya berpindah ke juragan lain.

Selain itu, dampak dari adanya pandemi ini mengakibatkan beberapa penjual merintis kembali mulai dari nol. Mulai ulang mencari langganan.

Dengan adanya Solo Great Sale 2022 ini sangat membantu para penjual dan juga pembeli baik dalam geliat jual beli maupun dalam hal kemudahan transaksi.

Bagi pengunjung yang akan menukarkan nota dengan poin diarahkan menuju pusat informasi. Di sana sudah ada penjaga yang dikhususkan untuk menjadi informan Solo Great Sale 2022.

Terkadang ada pengunjung yang meninggalkan fotocopy KTP dan nomor telepon untuk dibantu dalam penginputannya. Pihak Pasar Gede dengan senang hati membantu kesulitan yang dihadapi.

Tantangan dari pihak Pasar Gedhe adalah saat mengumpulkan laporan transaksi. Karena tidak semua penjual berkenan untuk melaporkan. Salah satu ketakutannya adalah biaya pajak yang mungkin naik. Salah satu penjualan yang cukup masif di Pasar Gedhe adalah buah buahan.

"Biasanya melaporkan rata-ratanya 50-70jt. Kalau sepi 50jt. Itu grosir jeruk. mulai dari jeruk malang, bali, medan." tutur Agus Suharto selaku Lurah Pasar Gedhe saat ditemui Selasa (18/10/2022).

Kesulitan lainnya adalah menemui penjual grosir. Karena biasanya mereka datang di malam hari.

"Kebanyakan yang melakukan transaksi juragan-juragan buah di Pasar Gedhe. Notanya sebagian diakumulasi sehari berapa, nanti dijadikan satu," jelas petugas di pusat informasi.

Sosialisasi yang dilakukan oleh pihak pasar gede terus digencarkan. Mulai sosialisasi door to door di tempat grosir sampai pembagian poster pada tempat ecer.

QR code sudah banyak dipasang di tiap tiap toko di Pasar Gedhe untuk membantu dalam jual beli.

Pengunjung tidak perlu lagi khawatir ketika tidak membawa uang cash karena para penjual menyediakan opsi lainnya (non tunai).

"Kalau QRIS dari pintu masuk sudah ada semua. Sebagian pengunjung sudah menggunakan non tunai. Biasanya pembayar cash ketika barang yang dibeli kecil-kecil harganya. Dawet Bu Darmi itu sudah pakai non tunai." ungkap Agus Suharto.